1. Nama
a. Nama ilmiah : Curcuma aeruginosa.
b. Nama daerah : temu erang (Melayu), koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa), temo ereng (Madura), tamu leteng (Makasar) dan lotong (Bugis).
2. Ciri fisik
Tanaman temu hitam berupa semak berumur tahunan. Umbinya merupakan umbi batang atau rimpang. Umbi berukuran besar dan bercabang merata. Jika umbi yang tua dipotong, terlihat warna agak kebiruan, seperti timah. Warna kulit luar umbi kuning dan mengkilap dengan ujungnya merah muda. Batangnya merupakan batang semu yang tingginya sekitar 50 cm dan berwarna hijau.
3. Tempat tumbuh
Temu hitam banyak tumbuh liar di hutan-hutan jati, padang rumput, ladang atau pekarangan pada ketinggian 400 - 750 mdpl. Tanaman ini tersebar mulai dari Myanmar, Kamboja, Indocina sampai ke Pulau Jawa.
4. Perbanyakan tanaman
Perbanyakan tanaman dengan umbi atau rimpangnya. Rimpang yang dipilih sebaliknya sudah cukup tua dan memiliki beberapa mata tunas. Rimpang seperti ini dapat ditanaman langsung di pekarangan.
5. Kandungan zat kimia
Rimpang temu hitam mengandung minyak asiri, zat pati, damar, lemak, mineral dan tanin.
6. Khasiat untuk pengobatan
Berikut kegunaan temu hitam dalam pengobatan :
a. Penyakit kulit (kudis, ruam, borok, dll)
Rimpang temu hitam sebesar jari ditumbuk. Selanjutnya dicampur dengan minyak kelapa dan dibentuk seperti tapal. Tempelkan pada bagian yang sakit. Akan lebih baik jika penderita penyakit kulit juga minum air rebusan temu hitam. Caranya adalah rimpang seukuran jari telunjuk direbus dengan segelas air hingga mendidih. Setelah itu disaring dan minum selagi hangat.
b. Menambah nafsu makan
Rimpang diparut lalu diperas. Air hasil perasan tersebut kemudian diminum.
c. Khasiat lain
Rimpang temu hitam di Indocina digunakan sebagai obat mulas dan peluruh angin. Di Indonesia temu hitam banyak digunakan untuk mengobati penyakit dalam, dengan meminum seduhannya, misal ibu yang baru melahirkan meminum jamu temu hitam sebagai pembersih darah.