1. Nama
a. Nama ilmiah : Sauropus androginus.
b. Nama daerah : memata, mata-mata, cekop manis, simasi (Sumatera), katu, babing, katukan (Jawa), dan kerakur (Madura).
2. Ciri fisik
Sosok tanaman katuk berupa perdu yang tumbuh menahun. Karena berkesan ramping, katuk sering ditanam beberapa batang sekaligus sebagai tanaman pagar. Tinggi tanaman sekitar 1-2 meter. Batangnya tumbuh tegak. Saat masih muda, batang berwarna hijau. Setelah tua, warna batang menjadi kelabu keputihan. Batang berkayu dengan percabangannya jarang. Daunnya merupakan daun majemuk yang berjumlah genap. Bunganya berbentuk unik dan berwarna putih semu kemerahan. Kelopaknya keras. Buahnya berbentuk bulat, berukuran kecil, seperti kancing dan berwarna putih. Bijinya beruang empat.
3. Tempat tumbuh
Tanaman tumbuh di dataran rendah hingga 1.200 mdpl. Katuk menyukai tempat terbuka atau sedikit terlindung dengan struktur tanah yang ringan. Tanaman ini banyak ditanam di kebun, ladang atau pekarangan.
4. Perbanyakan tanaman
Tanaman katuk dapat diperbanyak dengan setek batang. Batang yang digunakan sebaiknya belum terlalu tua. Apabila produksi daun sudah sedikit, tanaman katuk dapat diremajakan dengan pemangkasan batang utama.
5. Kandungan zat kimia
Daun katuk mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B dan C.
6. Khasiat untuk pengobatan
Ada beberapa khasiat katuk untuk pengobatan, diantaranya sebagai berikut :
a. Pelancar ASI dan membersihkan darah kotor, bagi ibu yang baru melahirkan.
Daun katuk dapat diolah menjadi sayur atau dikonsumsi sebagai lalap. Sebaiknya sayuran ini dimakan secara teratur.
b. Bisul atau borok.
Cuci bersih daun katuk. Tumbuk daun katuk hingga halus. Tempelkan pada bagian yang sakit.
c. Frambusia atau susah kencing.
Cuci bersih daun katuk, lalu rebus. Minum air rebusan daun katuk secara teratur.